Kisah Mistis Terowongan Sasaksaat
Terowongan Sasaksaat yang ada di jalur kereta Jakarta-Bandung itu bukan cuma terowongan kereta api terpanjang di Indonesia yang panjangnya hampir 1 kilometer, tapi juga penuh banget sama kisah mistis yang bikin bulu kuduk berdiri.
Bayangin aja, terowongan ini dibangun jaman kolonial Belanda sekitar tahun 1902-1903, waktu pemerintah Hindia Belanda lagi gencar bikin jalur kereta buat angkut komoditas seperti teh, kopi, sama beras dari Priangan ke Jakarta.
Lokasinya di daerah Cipatat, Bandung Barat, tepatnya membelah bukit Cidepong yang gelap dan lembab itu.
Dari luar keliatan biasa aja, tapi begitu kereta masuk, gelap gulita, dingin, dan anginnya berhembus aneh, kayak ada yang ngawasin terus.
Penduduk setempat malah nyebutnya "goa" bukan terowongan, karena emang rasanya kayak masuk ke perut bumi yang dalam dan misterius.
Cerita mistisnya bermula dari proses pembangunannya yang super tragis. Ribuan pekerja romusha, kebanyakan orang pribumi sama buruh Cina, dipaksa kerja rodi sama Belanda.
Mereka gali batu cadas pake alat sederhana doang, tanpa safety yang bener, ditambah lagi tanahnya banyak air rembesan yang bikin risiko longsor gede banget.
Banyak yang mati karena kecelakaan, penyakit, atau siksaan kerja paksa itu. Jenazahnya konon dikubur asal-asalan di sekitar terowongan, nggak ada pemakaman layak.
Nah, dari situ lah arwah-arwah mereka katanya masih gentayangan, nggak tenang karena kematiannya tragis banget.
Saya pernah denger cerita nenek yang naik kereta lewat situ malam-malam, katanya, pas kereta masuk terowongan, tiba-tiba suara rintihan kesakitan kedengeran jelas, kayak orang lagi sekarat minta tolong.
Kakek juga bilang sering denger suara linggis, pacul atau cangkul ngebelah batu, padahal lagi nggak ada kerjaan apa-apa di situ. Suara itu munculnya sering banget di malam hari, apalagi kalau lagi sepi, nggak ada kereta lain lewat.
Coba bayangin aja, kamu lagi duduk di kereta, lampu redup, tiba-tiba "uhhh... ahhh..." kayak orang kesakitan, atau "tak tak tak" suara memukul batu keras.
Banyak yang bilang itu arwah para pekerja yang dulu mati kehabisan napas atau ketimpa longsor. Belum lagi bau amis darah yang tiba-tiba nyebar di dalam gerbong, padahal nggak ada yang luka atau apa.
Nenek bilang, bau itu katanya kuat banget, bikin mual dan pusing, dan hilangnya pas kereta keluar terowongan. Ada yang sampe turun di stasiun terdekat karena nggak tahan!
Parahnya lagi, setiap malam Jumat Kliwon atau malam Senin, hawa di dalam terowongan jadi panas mendadak, padahal luar dingin pegunungan. Kayak ada api gaib atau energi negatif yang lagi aktif gitu.
Salah satu cerita yang paling terkenal dan bikin merinding adalah penampakan kuntilanak berkebaya merah.
Konon, ada sosok perempuan cantik berpakaian kebaya merah tua, rambut panjang, muncul tiba-tiba di dalam gerbong kereta pas lagi melintasi terowongan.
Dia duduk sendirian di kursi kosong, atau berdiri di ujung gerbong, ngeliatin penumpang dengan mata kosong.
Kata Kakek, dia senyum manis dulu, tapi begitu kamu balas pandang, mukanya berubah pucat dan menyeramkan, kayak lagi nangis darah.
Menurut kesaksian Pak RT, dia adalah arwah seorang wanita yang dulu jadi korban tragis di masa pembangunan, mungkin dibunuh atau bunuh diri karena nggak tahan kerja paksa.
Tapi menurut versi masyarakat terdekat, dia korban kecelakaan kereta jaman dulu. Banyak penumpang yang ngaku liat dia, terutama cewek-cewek yang sendirian.
Ada cerita ekstrem, sosok itu ngajak ngobrol, tapi kalau dijawab, kamu akan kesurupan atau mimpi buruk berhari-hari.
Saya denger dari Kakek yang sering naik kereta malam, dia liat perempuan itu duduk di sebelahnya, tapi pas kereta keluar terowongan, kursinya kosong, cuma ada bau bunga melati yang kuat banget.
Tradisi penduduk setempat juga nambah aura mistisnya. Setiap tanggal 17 Agustus, pas Hari Kemerdekaan, mereka rutin kasih sesajen berupa seekor domba utuh ke terowongan itu.
Domba dikorbankan, darahnya ditaruh di mulut terowongan, buat tolak bala katanya. Alasannya karena percaya arwah-arwah pekerja yang mati itu masih marah dan bisa bikin kecelakaan kalau nggak dikasih penghormatan.
Ritual ini udah turun-temurun, dari jaman dulu sampe sekarang. Katanya, kalau sesajen nggak dikasih, bisa ada gangguan, seperti kereta mogok mendadak atau suara-suara aneh makin kenceng.
Penduduk Kampung Cipicung di Desa Sumurbandung yang paling getol ngelakuin ini, karena mereka yang paling deket sama lokasi.
Coba bayangin aja, malam 17 Agustus, orang-orang bawa domba ke sana, gelap, angin kenceng, suara kereta jauh-jauhan, pasti serem abis. Mereka bilang, sesajen itu buat nenangin arwah supaya nggak ganggu orang yang lewat.
Intinya, Terowongan Sasaksaat bukan cuma warisan sejarah yang keren karena masih dipake sampe sekarang buat kereta jarak jauh kayak Argo Parahyangan atau Serayu, tapi juga tempat yang penuh cerita kelam dari masa penjajahan.
Kamu yang sering naik kereta Jakarta-Bandung pasti pernah ngerasain sensasi gelapnya yang beda dari terowongan lain.
Ada yang bilang rasanya lebih berat, lebih dingin, atau bahkan ada yang ngerasa diteken dada pas di tengah-tengah.
Pokoknya, hati-hati ya kalau lagi lewat situ, jangan mikirin atau ngebayangin hal yang aneh-aneh! #Urban Legend